17 Jan 2012

LED pun bisa gagal

 

It is called Spiralight, designed by Robin Carpenter
Sebagai bola lampu yang memiliki banyak sekali kelebihan, tak heran kalau LED jadi primadona. Semua orang membicarakan kelebihan-kelebihannya. Tapi sama halnya dengan produk apapun, selain punya kelebihan, LED pun punya kekurangan, yang mungkin jarang diceritakan.
Kali ini kita akan coba melihat, apa saja, sih, kekurangan LED?
1. Untuk urusan color rendering ternyata halogen masih jadi juara. Acuan color rendering terbaik tentu adalah sinar matahari, dengan indeks 100 Ra, indeks yang sama juga dimiliki lampu halogen. Sedangkan indeks color rendering LED rata-rata masih di bawah 80 Ra. Artinya, cahaya dari lampu LED belum bisa memantulkan warna sesuai warna asli benda yang disinarinya.
Wajar jika para lighting designer, arsitek, dan desainer interior, belum mau meninggalkan halogen, meskipun halogen relatif boros dan usia pakainya pendek.
2. Poin kelemahan LED berikutnya adalah spektrum warna. Untuk poin ini lagi-lagi pemenangnya adalah halogen. Spektrum warna pada LED masih terputus-putus (discrete), akibatnya cahaya yang dihasilkan tidak natural. Padahal mata manusia sudah terbiasa dengan spektrum warna dari cahaya matahari yang continous, seperti juga spektrum warna pada halogen.
3.Usia pakai LED memang disebut-sebut paling panjang, bahkan sebuah penelitian di Cambridge University, pada tahun 2009, mengklaim mampu membuat LED dengan usia pakai mencapai 100.000 jam. Pada kenyataannya usia pakai LED tidak pernah sesuai dengan klaim-klaim yang beredar. Bertahan hingga 50% saja sudah tergolong bagus. Apa pasal?
Ada dua hal yang berpotensi membuat usia pakai LED memendek. Pertama adalah LED rentan terhadap temperatur. LED terbentuk dari berbagai electronic chips. Sama seperti chip pada komputer yang memiliki batas toleransi terhadap panas lingkungannya, komponen elektronik LED pun akan menurun kualitasnya jika terus menerus terpapar panas.
Penyebab kedua adalah fluktuasi daya listrik. Hal ini berkaitan juga dengan komponen elektronik yang ada pada LED, khususnya driver. Seperti halnya fluorescent dan halogen, yang juga membutuhkan komponen elektronik, seperti driver atau ballast, fluktuasi arus listrik berpotensi merusak komponen elektronik pada LED, yang berakibat pada memendeknya usia pakai.
4. Kekurangan LED berikutnya adalah dalam hal inkonsistensi warna. Sebenarnya pada jenis lampu lain pun inkonsistensi warna kerap terjadi, tapi pada LED persentasenya masih lebih tinggi. Inkonsistensi ini terjadi antara lain karena perbedaan jenis reflektor yang digunakan, perbedaan komposisi fill in gas, atau berbagai permasalahan lain yang terjadi pada tahap produksi. Beruntung sekarang sudah ada produsen yang menyatakan bahwa produk LED mereka sudah memiliki konsistensi yang baik, namun jumlahnya masih sedikit jika dibandingkan dengan yang belum.
Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah produk, dalam hal ini LED, tentunya akan mempermudah kita untuk menggunakannya sesuai dengan kualitasnya. Dengan demikian kualitas cahaya yang dihasilkan pun lebih memuaskan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar