Beda individu, beda maunya. Beda bangunan, beda ruang, beda pula penataannya. Kalau sudah serba berbeda begini, apa yang harus dilakukan seorang lighting designer?
Pencahayaan sebuah ruangan atau bangunan, tidak bisa disamaratakan. Tidak mungkin pencahayaan untuk ruang kantor, disamakan dengan ruang keluarga di rumah. Tujuan utama rancang desain pencahayaan, kan, untuk menciptakan suasana yang nyaman, artinya semua harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan manusia yang “menikmati” bangunan atau ruangan tersebut.
Nah, kalau ditelusuri dan dirangkum, paling tidak ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang lighting designer, saat ia akan mendesain pencahayaan, baik untuk rumah, gedung, ruangan, atau apapun.
1. Aktifitas yang dilakukan atau fungsi umum dari bangunan atau ruangan yang akan didesain. Hal ini berkaitan erat dengan karakter dan keinginan pemilik atau penggunanya.
2. Desain arsitektural maupun interior dari sebuah bangunan. Mengapa aspek ini perlu diperhatikan? Soalnya, sebuah lighting design haruslah “menyatu” dengan bangunan atau ruangannya. Bagaimana bisa menyatu kalau seorang lighting designer tidak mempertimbangkan aspek desain fisik bangunan.
Untuk poin kedua ini, ada baiknya seorang lighting designer bekerja sama dengan arsitek atau desainer interior bangunan yang bersangkutan. Pasalnya dua orang tadi adalah yang paling mengenal bangunan atau ruang yang mereka desain.
3. Alokasi daya listrik pada setiap ruangan, khususnya pada bangunan-bangunan rumah tinggal atau residensial. Kalau alokasi daya ini sudah diperhitungkan sejak awal, maka tidak akan ada keluhan penggunaan listrik yang berlebihan. Selain itu, alokasi daya ini juga mempermudah kita untuk menentukan jumlah titik lampu yang akan dipasang.
Tanpa pertimbangan atas tiga hal di atas, bisa dikatakan mustahil akan tercipta architectural lighting yang pas. Berarti menjadi seorang lighting designer pun harus jeli melihat karakter seseorang, terutama pemilik dan pengguna bangunan. Jadi, jangan heran kalau bertemu denganlighting designer yang ternyata hobi ngobrol. Bisa jadi ini karena kebiasaan mereka, saat akan menggali informasi sebanyak-banyaknya soal kepribadian dan karakter pemilik bangunan, yang akan mereka desain pencahayaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar